Chapter Text
🍑🍑🍑
Ruangan itu terdengar riuh, suasana terasa amat ramai. Seorang gadis yang memiliki manik mata berwarna cokelat tua itu hanya memperhatikan suasana di sekitarnya. Sesekali ia tersenyum menanggapi candaan yang dilontarkan seniornya.
Ting ting ting
Suara dentingan terdengar ketika seorang laki-laki bermata bulat bangkit dari kursinya, meminta atensi dari seluruh orang yang ada di ruangan itu. Kini seluruh pasang mata menatapnya. Laki-laki itu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih.
"Sekali lagi aku ucapkan selamat datang kepada seluruh mahasiswa baru dan anggota baru klub penyiaran angkatan ke 15." Ujarnya diiringi suara tepuk tangan yang cukup meriah.
"Aku tidak akan memberikan sambutan yang panjang karena aku tahu kalian tidak akan mendengarkan omong kosongku." Ia terkekeh sebentar sebelum melanjutkan. "Selamat menjalani kehidupan kampus dan selamat datang di klub penyiaran."
Laki-laki itu mengangkat gelasnya yang terisi setengah lalu kembali berujar. "Bersulang untuk klub penyiaran."
"Cheers!"
Seluruh orang berseru sambil mendentingkan gelasnya masing-masing dengan satu sama lain. Tak terkecuali gadis bermata cokelat itu. Ia memandang laki-laki di depannya sambil mengacungkan gelasnya untuk bersulang yang disambut dengan senang hati.
Pesta penyambutan anggota baru di klub penyiaran sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Sebenarnya acara ini hanya berisi makan-makan dan berbincang-bincang saja. Tidak ada hal khusus di dalamnya. Tujuannya untuk mengakrabkan seluruh anggota klub. Sebuah bar dipesan khusus oleh ketua klub. Ada sekitar empat meja besar yang masing-masing berisi enam sampai delapan orang.
"Bagaimana kalau kita bermain Truth Game?" Seseorang berujar dengan semangat. Kedelapan orang yang berada di meja yang sama itu menganggukkan kepala tanda setuju. Si pencetus ide itu sedikit menggulung lengan bajunya sebelum mengambil botol kosong dari tengah meja. Botol itu digunakan untuk mengundi giliran.
Atmosfer terasa semakin memanas ketika orang-orang dengan semangat memberikan pertanyaan kepada satu sama lain. Jika orang yang ditunjuk tidak dapat menjawab, maka orang tersebut diberikan penalti dengan minum segelas soju. Gadis bermata cokelat itu ikut terbawa suasana hingga tiba gilirannya. Ia mendapatkan sebuah pertanyaan dari seorang gadis yang menggunakan topi baseball.
"Jiyoon-ah, siapa orang yang terakhir kau cari di insta akhir-akhir ini? Kau tidak boleh menyebutkan idol atau seleb lainnya."
Seluruh pasang mata yang ada di meja itu kini menatapnya menunggu jawaban. Yang dipanggil Jiyoon itu kini tersenyum canggung, ragu untuk langsung menjawab pertanyaan tersebut.
"Jeon Wonwoo." Jawabnya pelan yang mengundang orang-orang untuk menggoda gadis itu. Sedangkan laki-laki di hadapannya hanya tersenyum simpul pada gadis itu.
Botol kembali diputar untuk menentukan giliran selanjutnya. Setelah beberapa kali berputar, botol itu berhenti dengan ujungnya yang menunjuk kepada laki-laki yang ada di hadapan Jiyoon.
"Baiklah Wonwoo-ssi, apakah ada gadis yang membuatmu tertarik disini?" Gadis bertopi baseball itu kembali mengajukan pertanyaan.
Jiyoon hanya sedikit melirik ke arah laki-laki di depannya. Sedangkan yang lain terlihat antusias menunggu jawaban. Suara pukulan meja seperti tabuhan drum semakin terdengar menanti jawaban yang keluar dari mulut Wonwoo.
"Sebenarnya ada yang menarik perhatianku sejak bergabung dengan klub."
Jawaban tersebut sukses membuat orang-orang yang ada di meja itu semakin heboh hingga menarik perhatian yang lainnya dari meja sebelah. Jiyoon pun mau tak mau ikut melihat ke arah laki-laki yang kini tersenyum manis hingga matanya menyipit. Bibirnya seperti mengucapkan sebuah kata tanpa suara.
"Kau."
🍑🍑🍑
